Pages

Mengenal Autis

Sabtu, 01 September 2018

Banyak sekali definisi yang beredar tentang Autis. Tetapi secara garis besar, Autis, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autis Infantil.
Schizophrenia juga merupakan gangguan yang membuat seseorang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri: berbicara, tertawa, menangis, dan marah-marah sendiri.
Tetapi, ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari Autis pada penderita Schizophrenia dan penyandang Autis Infantil. Schizophrenia disebabkan oleh proses regresi karena penyakit jiwa, sedangkan pada anak-anak penyandang Autis Infantil terdapat kegagalan perkembangan.
Gejala Autis Infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian anak, gejala-gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.
Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autis. ICD-10 (International Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autis Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia. Kriteria tersebut adalah:
Untuk hasil diagnosa, diperlukan total 6 gejala (atau lebih) dari no. (1), (2), dan (3), termasuk setidaknya 2 gejala dari no. (1) dan masing-masing 1 gejala dari no. (2) dan (3).
  1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada dua dari gejala-gejala di bawah ini:
    • Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai: kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak- gerik kurang tertuju.
    • Tidak bisa bermain dengan teman sebaya.
    • Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain).
    • Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.
  2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada satu dari gejala-gejala di bawah ini:
    • Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal.
    • Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi.
    • Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
    • Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.
  3. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Minimal harus ada satu dari gejala di bawah ini:
    • Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.
    • Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya.
    • Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
    • Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang:
  1. interaksi sosial,
  2. bicara dan berbahasa,
  3. cara bermain yang monoton, kurang variatif.
Autis bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Kanak. Namun, kemungkinan kesalahan diagnosis selalu ada, terutama pada autis ringan. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau penyakit lain yang menyertai gangguan autis yang ada, seperti retardasi mental yang berat atau hiperaktivitas.
Autis memiliki kemungkinan untuk dapat disembuhkan, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada. Berdasarkan kabar terakhir, di Indonesia ada 2 penyandang autis yang berhasil disembuhkan, dan kini dapat hidup dengan normal dan berprestasi. Di Amerika, dimana penyandang autis ditangani secara lebih serius, persentase kesembuhannya lebih besar.
Sumber : 
http://m.c3i.sabda.org/30/nov/1999/konseling_mengenal_autis

Gangguan Mental pada Anak

Hampir tidak mungkin untuk memastikan apa yang membuat seorang anak menjadi "normal" pada setiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya, tetapi secara umum, seorang anak yang berfungsi secara normal di dalam rumah, lingkungan dan sekolah sepertinya tidak mengalami gangguan psikologis. Masalah dengan guru atau perkelahian dengan temannya juga tidak bisa dijadikan acuan bahwa si anak sedang mengalami gangguan mental. Orang tua harus memperhatikan perilaku hariannya atau perilaku yang bertahan selama jangka waktu tertentu. Anak yang tidak bisa berteman atau tidak mau dijadikan teman oleh kawan-kawan sebayanya mungkin sedang mengalami masalah emosional atau psikologis.
Dokter keluarga adalah orang tepat untuk berkonsultasi soal perilaku dan gangguan ini - ia mengenal anak itu secara pribadi dan bisa membantu memilih seorang profesional kesehatan mental jika perlu. Guru yang bisa menilai prestasi dan perilaku anak itu saat ia bersama teman-teman sebayanya bisa membantu dalam mengidentifikasi masalah.

Retardasi Mental 
  
Definisi
Tonggak perkembangan anak digunakan sebagai panduan kasar untuk menilai kenormalan fungsinya. Pada usia tertentu kebanyakan anak mulai mengenal suara orang tua atau mulai belajar berjalan. Panduan untuk perilaku berdasarkan umur ini tidak bersifat baku, jadi kalau anak Anda berjalan atau berbicara setelah waktu yang lebih lama atau cepat daripada anak lainnya, maka ini belum tentu menunjukkan adanya gangguan. Pemeriksaan standar guna mengevaluasi retardasi mental sebaiknya dilakukan pada saat Anda curiga adanya penundaan dalam perkembangan anak. Kira-kira 1% anak-anak mengidap retardasi mental.
Banyak anak-anak dengan retardasi mental lahir dengan abnormalitas fisik, seperti daya pendengaran yang lemah, atau masalah jantung. Mereka ini beresiko tiga sampai empat kali lebih tinggi untuk mengidap gangguan mental lainnya seperti ketidakmampuan belajar dan mengompol daripada populasi umum. Rasio retardasi mental pada laki-laki dan perempuan adalah 3:2.
Penyebab
Penyebab retardasi mental berhasil ditemukan hanya dalam kurang dari setengah jumlah kasus. retardasi ringan umumnya ditemukan didalam kelas sosio-ekonomi rendah, tetapi retardasi mental yang ringan atau berat ditemukan pada semua kelas secara merata. Pengaruh negatif di dalam rumah seperti pengabaian anak dan kurangnya perangsangan sosial dan bahasa mungkin turut berperan dalam berkembangnya kasus yang ringan.
Gangguan genetis ditemukan pada 25% anak-anak yang mengidap retardasi mental dan biasanya hal ini berhubungan dengan retardasi yang berat. Sindrom Down adalah bentuk retardasi mental bawaan yang paling umum, yang disebabkan oleh abnormalitas kromosom dan terjadi pada 1 dari 700 kelahiran di Amerika Serikat. Meskipun wanita berusia berapa pun bisa melahirkan anak pengidap sindrom Down, risiko ini meningkat secara tajam saat usia mencapai 35 tahun keatas. Gangguan ini, dan sejumlah gangguan bawaan dan kongenital lainnya, bisa didiagnosa secara in utero dengan menggunakan ultrasound atau amniosentesis. Anak yang mengidap sindrom Down memiliki karakteristik wajah yang khas sejak lahir dan antara lain mengalami keterbelakangan dalam hal perkembangan kemampuan bicara dan koordinasi otot.
Banyak penyakit yang terjadi saat kehamilan bisa menyebabkan retardasi mental, terutama saat minggu-minggu pertama saat sistem organ mulai terbentuk, dan hal ini menekankan pentingnya perawatan pra kelahiran. Infeksi ibu seperti rubella (cacar Jerman), sifilis, dan sitomegalovirus adalah jenis penyakit yang bisa menyebabkan retardasi. Penyakit dan cedera saat masa kanak-kanak juga bisa menyebabkan retardasi mental setelah kelahiran. Yang paling umum terjadi adalah ensefalitis dan meningitis, yang menyerang otak secara langsung. Penyebab lain adalah trauma pada kepala akibat cedera yang timbul karena perlakuan kasar terhadap anak, kecelakaan dalam kendaraan bermotor, dan kecelakaan lainnya.
Diagnosa
Pemeriksaan psikologis bisa dilakukan sebelum si anak berusia cukup untuk masuk sekolah untuk menentukan apakah ia mengalami retardasi mental. Karena banyak variasi dalam perkembangan anak, anak berusia sangat muda mungkin berkembang lebih lambat daripada teman sebayanya tetapi belum tentu ia mengalami retardasi mental.
Asosiasi Psikiaterik Amerika mengemukakan kriteria berikut untuk diagnosis 
retardasi mental: 
- IQ yang jauh dibawah rata-rata (70 kebawah) 
- Daya fungsi adaptasi yang lemah dalam hal ketrampilan sosial, tanggung jawab, komunikasi, kesaling-bebasan,
   keterampilan hidup sehari-hari, kesanggupan untuk mencukupi diri sendiri yang lambat jika dibandingkan
  dengan usianya 
- Serangan sebelum usia 18 tahun 
  
Pengobatan
Pencegahan retardasi mental melalui perawatan pra kelahiran dan pengendalian infeksi secara lebih baik adalah pengobatan yang terbaik. Setelah retardasi mental berhasil didiagnosa, fungsi sosial dan intelektual anak bisa ditingkatkan melalui program yang dirancang untuk merangsang perkembangan. Kini sekolah mulai mengadakan pelatihan bicara dan bahasa, terapi bermain, dan ketrampilan sosial.
Orang tua mungkin merasa sangat terbebani secara fisik maupun mental saat harus merawat anak yang mengidap retardasi mental. Konsultasi orang tua sangat penting untuk mengatasi stres serta bisa membantu mengidentifikasi rasa marah dan bersalah yang mungkin timbul dalam situasi seperti ini.
Pencegahan
Perawatan pra kelahiran yang baik mampu mencegah infeksi yang bisa mengakibatkan retardasi mental pada janin.

Sumber :
 http://m.c3i.sabda.org/30/nov/1999/konseling_gangguan_mental_pada_anak

Universitas Negeri Yogyakarta

RESENSI BUKU STRATEGI PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN HUMOR


A. Identitas Buku
Judul : Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor
Pengarang : Darmansyah, S.T., M.Pd.
Cetakan : Cetakan pertama, Oktober 2010
Cetakan kedua, Juni 2011
Penerbit : PT Bumi Aksara
Tebal : 204 halaman

B. Sinopsis Buku
Buku karangan Darmansyah, ST., M.Pd. ini memberikan informasi kepada para praktisis pendidikan tentang penggunaan humor dalam membantu menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan dapat diciptakan melalui strategi pembelajaran. Peserta didik dapat menikmati pembelajaran menyenangkan, jika lingkungan fisiknya kondusif untuk belajar. Pembelajaran menyenangkan akan tercipta, apabila suasananya betul-betul dapat dinikmati secara nyaman, misal dengan iringan musik.
Interaksi dan komunikasi menyenangkan antara pendidik dan peserta didik merupakan faktor terpenting dalam menerapkan strategi menyenangkan. Salah satu bentuk interaksi dan komunikasi menyenangkan yang sedang berkembang dalam pembelajaran saat ini adalah menggunakan sisipan humor. Humor ternyata memberikan dampak yang sangat baik terhadap peningkatan kualitas interaksi dan komunikasi bla digunakan secara tepat. Humor bahkan dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan daya ingat, mengurangi stres, dan mempermudah pemahaman dalam bidang-bidang tertentu. Humor telah terbukti dalam beberapa penelitian meningkatkan daya afirmatif peserta didik dalam pembelajaran.

C. Keunggulan Buku
Bahasanya mudah dipahami sehingga dapat dengan cepat mengerti isi yang terkandung di dalamnya. Terdapat ilustrasi/gambar yang membuat isi buku menarik. Terdapat juga beberapa contoh humor sehingga menarik saat membacanya.

D. Kelemahan Buku
Terdapat beberapa kesalahan penulisan dalam buku. Ilustrasi/gambar dalam buku belum berwarna.

E. Kesimpulan
Buku ini layak di baca karena memuat informasi tentang strategi pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan humor. Tidak hanya teori buku ini juga memberikan berbagai contoh humor dalam pembelajaran yang berupa karikatur humor, cerita singkat/anekdot humor, dan desain khusus dalam bahan ajar yang tentunya dapat dipraktikkan langsung dalam kehidupan kita sehari-hari.Walaupun buku ini ditujukan untuk para guru, namun tidak tertutup kemungkinan informasi dalam buku ini dijadikan sebagai referensi tambahan bagi dosen dalam memberikan perkuliahan di ruang kelas.

Universitas Negeri Yogyakarta



 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS